Kerapu
sunu (Plectropomus maculatus) merupakan salah satu ikan konsumsi air laut yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keistimewaan lainnya adalah rasa dagingnya
yang gurih dan lezat. Untuk pasar ikan kerapu sunu sendiri tidak hanya
pasar lokal melainkan juga pasar luar negri seperti: Jepang, Singapura,
Hongkong, dll.
Sampai
saat ini yang dapat dipenuhi pasar baru sebagian kecilnya saja dari permintaan
yang ada. Hal ini
disebabkan produksinya hanya dari tangkapan alam saja, sehingga tidak kontinu.
Ikan ini sangat berpotensi sekali untuk
dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan secara optimal baik di
(Karamba Jaring Apung) KJA, tambak, maupun bak-bak budidaya. Peluang
pembudidayaannya masih sangat terbuka, karena potensi lahan untuk KJA, tambak,
dan bak budidaya masih banyak tersedia dan belum dimanfaatkan dengan optimal.
Disamping itu teknologi budidaya kerapu sunu sudah dikuasai , namun ada sedikit
kendala pada tahap (stadia) larva. Namun sudah dapat teratasi dengan penggunaan
teknologi yang semakin canggih. Untuk pembenihan, pendederan, penggelondongan,
hingga pembesaran dapat digunakan teknologi yang ada.
Namun dalam proses budidaya banyak
ditemukan kendala –kendala mulai dari kualitas air, padat tebar, wadah
budidaya, paka, penyakit, dll. sedangkan budidaya sendiri mempunyai tujuan
akhir adalah produksi. Bagaimana bisa berproduksi apabila kendala-kendala ini
tidak teratasi?
Kendala utama yang merugikan pembudidaya
adalah penyakit. Sebab apabila ikan yang dibudidayakan sudah terserang penyakit
otomatis ikan tersebut pertumbuhannya kerdil, proses pemeliharaannya menjadi
lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah, dan yang
sangat ditakutkan adalah kematian.
Salah satu usaha penanggulangan dan
pencegahan adalah dengan pengobatan. Pengobatan lebih ditekankan pada
penggunanan pendekatan alami, dengan pendekatan alami diharapkan mampu
memberikan hasil yang maksimal dan tidak mengakibatkan adanya efek samping.
Bahan alami
yang digunakan antara lain umbi kunyit, daun sirih, dan buah mahkota dewa.
Tidak diragukan lagi khasiat penggunaannya sudah terbukti dari dahulu kala
banyak digunkan oleh nenek moyang.
Morfologi Ikan Kerapu Sunu
Kerapu sunu memiliki sirip dorsal, sirip anal, sirip
pektoral,sirip garis lateral, dan sirip caudal. Kerapu sunu tubuhnya memanjang
agak gilik dan sering berwarna merah atau kecoklatan. Bintik-bintik berwarna biru dengan tepi
berwarna gelap dan enam pita berwarna gelap pada tubuhnya.
Class
: Teleostei
Ordo
: Perciformes
Famili
: Serranidae
Genus
: Plectropomus
Spesies
: plectropomus maculatus
Ikan kerapu sunu hidupnya di perairan karang antara 7-40 meter. Di Indonesia
sendiri penyebarannya di daerah perairan Karimunjawa, Kepulauan Seribu,
Lampung, Kepulauan Riau, dan hampir seluruh perairan karang Indonesia.
Tingkah Laku ikan ikan kerapu sunu
Kerapu
Sunu adalah jenis ikan karang yang biasa hidup pada kedalaman 3 sampai 300 m
dibawah permukaan air laut (Heemstra, 1993). Ikan ini bisa mencapai panjang 50
cm setelah berumur 5 tahun dan erupakan jenis hermaphrodite protogini. Kerapu
Sunu betina akan mulai matang telur setelah panjanmg standarnya mencapai 21 cm
dengan umur 2 tahun, dan ukuran terbesar betina masak telur adalah 47 cm dengan
umur 4 tahun. Kerapu Sunu akan berubah kelamin menjadi jantan, dan umur termuda
jantan dengan matang telur adalah saat panjang tubuhnya mencapai 30 cm,
dan ukuran terbesar jantan adalah 54 cm.
Dalam siklus hidupnya kerapu muda hidup di
perairan karang dengan kedalaman 0,5-3,0 m. kerapu muda dan larva banyak
terdapat di perairan pantai dekat muara sungai. Menginjak masa dewasa, ikan ini
bermigrasi ke perairan lebih dalam, antara 7-40 m.
Pemeliharaan ikan kerapu sunu dalam
budidaya umunya dilakukan di perairan umum seperti dalam Karamba Jaring Apung
dan tambak. Sedangkan fase
pembenihan banyak dibudidayakan di bak-bak pembenihan seperti panti benih.
Pembenihan
Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal
dari seluruh mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu. Dengan
pengelolaan induk yang baik akan dihasilkan produksi telur dengan mutu yang
baik sehingga pada akhirnya akan diharapkan produksi benih ikan kerapu dengan
sintasan yang tinggi.
Induk ikan kerapu berasal dari hasil
penangkapan di alam. Induk dipelihara dalam bak beton berbentuk bulat (Æ 10 meter dan kedalaman 3 meter). Bak
pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak pemijahan
Metoda pemijahan ikan kerapu pada dasarnya
dapat dilakukan dengan manipulasi hormonal (aplikasi hormon steroid) dan
manipulasi lingkungan. Pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan.
Telur ikan kerapu hasil pemijahan
yang baik mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat, Æ 850-950 mikron, melayang di permukaan
air dan transparan. Sedangkan telur yang jelek atau tidak berkembang selnya dengan
sempurna mempunyai kenampakan keruh dan setelah beberapa saat ditampung akan
mengendap.
Pembesaran
Penebaran Benih : Benih ikan kerapu ukuran panjang 4-5 cm (2”)
dari hasil tangkapan di alam maupun dari hasil produksi di tempat pembenihan
(hatchery) biasanya didederkan terlebih dahulu dalam bak beton atau waring
nylon sampai mencapai ukuran glondongan (10 cm) untuk kemudian ditransfer ke
karamba jaring apung di laut sampai mencapai ukuran konsumsi. Padat penebaran untuk benih yang
beratnya 20-50 gram/ekor adalah 10 ekor/m3 .
Kepadatan
tebar sangat menentukan pemacuaan pertumbuhan dan kehidupan ikan. Bila
terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang akibat adanya persaingan
ruang, oksigen, dan pakan. Padat tebar yang terlalu padat dapat mengakibatkan
ikan mudah terserang penyakit
Dalam fase pembesaran ini ikan kerapu sunu
gampang sekali terserang penyakit. Untuk itu pada tahap ini dibutuhkan
keterampilan dalam mengelola kelangsungan budidaya sampai pada pemanenan.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar,
S,Sudaryanto.2004. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penerbit,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Ghufron,
M.2004. Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ignatius dan
Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Sunu Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar