Kamis, 09 November 2017

Kerapu Sunu

Kerapu sunu (Plectropomus maculatus) merupakan salah satu ikan konsumsi air laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Keistimewaan lainnya adalah rasa dagingnya yang gurih dan lezat. Untuk pasar ikan kerapu sunu sendiri tidak hanya pasar lokal melainkan juga pasar luar negri seperti: Jepang, Singapura, Hongkong, dll.
Sampai saat ini yang dapat dipenuhi pasar baru sebagian kecilnya saja dari permintaan yang ada. Hal ini disebabkan produksinya hanya dari tangkapan alam saja, sehingga tidak kontinu.
Ikan ini sangat berpotensi sekali untuk dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan secara optimal baik di (Karamba Jaring Apung) KJA, tambak, maupun bak-bak  budidaya. Peluang pembudidayaannya masih sangat terbuka, karena potensi lahan untuk KJA, tambak, dan bak budidaya masih banyak tersedia dan belum dimanfaatkan dengan optimal. Disamping itu teknologi budidaya kerapu sunu sudah dikuasai , namun ada sedikit kendala pada tahap (stadia) larva. Namun sudah dapat teratasi dengan penggunaan teknologi yang semakin canggih. Untuk pembenihan, pendederan, penggelondongan, hingga pembesaran dapat digunakan teknologi yang ada.
Namun dalam proses budidaya banyak ditemukan kendala –kendala mulai dari kualitas air, padat tebar, wadah budidaya, paka, penyakit, dll. sedangkan budidaya sendiri mempunyai tujuan akhir adalah produksi. Bagaimana bisa berproduksi apabila kendala-kendala ini tidak teratasi?
Kendala utama yang merugikan pembudidaya adalah penyakit. Sebab apabila ikan yang dibudidayakan sudah terserang penyakit otomatis ikan tersebut pertumbuhannya kerdil, proses pemeliharaannya menjadi lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah, dan yang sangat ditakutkan adalah kematian.
Salah satu usaha penanggulangan dan pencegahan adalah dengan pengobatan. Pengobatan lebih ditekankan pada penggunanan pendekatan alami, dengan pendekatan alami diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dan tidak mengakibatkan adanya efek samping.
Bahan alami yang digunakan antara lain umbi kunyit, daun sirih, dan buah mahkota dewa. Tidak diragukan lagi khasiat penggunaannya sudah terbukti dari dahulu kala banyak digunkan oleh nenek moyang.

Morfologi Ikan Kerapu Sunu
Kerapu sunu memiliki sirip dorsal, sirip anal, sirip pektoral,sirip garis lateral, dan sirip caudal. Kerapu sunu tubuhnya memanjang agak gilik dan sering berwarna merah atau kecoklatan. Bintik-bintik berwarna biru dengan tepi berwarna gelap dan enam pita berwarna gelap pada tubuhnya.
Class                : Teleostei     
Ordo                : Perciformes
Famili              : Serranidae
Genus              : Plectropomus
Spesies            : plectropomus maculatus
            Ikan kerapu sunu hidupnya di perairan karang antara 7-40 meter. Di Indonesia sendiri penyebarannya di daerah perairan Karimunjawa, Kepulauan Seribu, Lampung, Kepulauan Riau, dan hampir seluruh perairan karang Indonesia.
                         

Tingkah Laku ikan ikan kerapu sunu

Kerapu Sunu adalah jenis ikan karang yang biasa hidup pada kedalaman 3 sampai 300 m dibawah permukaan air laut (Heemstra, 1993). Ikan ini bisa mencapai panjang 50 cm setelah berumur 5 tahun dan erupakan jenis hermaphrodite protogini. Kerapu Sunu betina akan mulai matang telur setelah panjanmg standarnya mencapai 21 cm dengan umur 2 tahun, dan ukuran terbesar betina masak telur adalah 47 cm dengan umur 4 tahun. Kerapu Sunu akan berubah kelamin menjadi jantan, dan umur termuda jantan dengan matang telur adalah saat panjang tubuhnya mencapai   30 cm, dan ukuran terbesar jantan adalah 54 cm.
Dalam siklus hidupnya kerapu muda hidup di perairan karang dengan kedalaman 0,5-3,0 m. kerapu muda dan larva banyak terdapat di perairan pantai dekat muara sungai. Menginjak masa dewasa, ikan ini bermigrasi ke perairan lebih dalam, antara 7-40 m.
Pemeliharaan ikan kerapu sunu dalam budidaya umunya dilakukan di perairan umum seperti dalam Karamba Jaring Apung dan tambak. Sedangkan fase pembenihan banyak dibudidayakan di bak-bak pembenihan seperti panti benih.

Pembenihan
Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal dari seluruh mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu.  Dengan pengelolaan induk yang baik akan dihasilkan produksi telur dengan mutu yang baik sehingga pada akhirnya akan diharapkan produksi benih ikan kerapu dengan sintasan yang tinggi.
Induk ikan kerapu berasal dari hasil penangkapan di alam. Induk dipelihara dalam bak beton berbentuk bulat  (Æ 10 meter dan kedalaman 3 meter). Bak pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak pemijahan
Metoda pemijahan ikan kerapu pada dasarnya dapat dilakukan dengan manipulasi hormonal (aplikasi hormon steroid) dan manipulasi lingkungan.  Pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan.
Telur ikan kerapu  hasil pemijahan yang baik mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat, Æ 850-950 mikron, melayang di permukaan air dan transparan. Sedangkan telur yang jelek atau tidak berkembang selnya dengan sempurna mempunyai kenampakan keruh dan setelah beberapa saat ditampung akan mengendap.

Pembesaran
Penebaran Benih : Benih ikan kerapu ukuran panjang 4-5 cm (2”) dari hasil tangkapan di alam maupun dari hasil produksi di tempat pembenihan (hatchery) biasanya didederkan terlebih dahulu dalam bak beton atau waring nylon sampai mencapai ukuran glondongan (10 cm) untuk kemudian ditransfer ke karamba jaring apung di laut sampai mencapai ukuran konsumsi. Padat  penebaran untuk benih yang beratnya 20-50 gram/ekor adalah 10 ekor/m.
Kepadatan tebar sangat menentukan  pemacuaan pertumbuhan dan kehidupan ikan. Bila terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang akibat adanya persaingan ruang, oksigen, dan pakan. Padat tebar yang terlalu padat dapat mengakibatkan ikan mudah terserang penyakit
Dalam fase pembesaran ini ikan kerapu sunu gampang sekali terserang penyakit. Untuk itu pada tahap ini dibutuhkan keterampilan dalam mengelola kelangsungan budidaya sampai pada pemanenan.





DAFTAR  PUSTAKA                    
Akbar, S,Sudaryanto.2004. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penerbit, Penebar Swadaya, Jakarta.
Ghufron, M.2004. Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ignatius dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Sunu Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar